INFO SAWIT, MEDAN – Kelapa sawit merupakan satu penopang kemakmuran perekonomian bagi masyarakat di Indonesia, selain sawit bisa tumbuh subur, kualitasnya juga asal tanah air diakui dunia. Bahkan, kualitas sawit Indonesia bisa mengalahkan sumber kelapa sawit dunia yakni Afrika.
Guna menjaga kelangsungan sawit di Indonesia, dan pasarnya tidak terganggu di dunia, sejumlah praktisi, akademisi dan penggiat sosial serta masyarakat mendeklarasikan Komunitas Pecinta Sawit di Aula Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), Kamis (25/2).
Koordinator Komunitas Pecinta Sawit, Prof DR Ir Erwin Masrul Harahap MS mengatakan, setiap wilayah diberikan kecocokan masing-masing untuk menanam. Di Indonesia, kecocokannya untuk menanam kelapa sawit, sehingga sejak keberadaan sawit pada 1911 atau sekitar 100-an tahun silam, kualitas sawit di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia mengalahkan daerah asalnya Afrika.
“Sawit ini merupakan anugeran dan rahmat dari Tuhan yang diberikan kepada masyarakat di Indonesia. Maka dari itu dengan niat menyebarkan pengetahuan tentang kelapa sawit beserta turunannya, maka kami deklarasikan komunitas pecinta sawit,” katanya saat membacakan deklarasi tersebut, seperti tercatat dalam rilis yang diterima InfoSAWIT, Jumat (26/2).
Erwin juga menyampaikan, Komunitas Pecinta Sawit memiliki tag line Palm Oil for Prosperity (Kelapa Sawit untuk Kemakmuran). Dapat dilihat saat ini, jumlah luas lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 11 juta hektare, pada 2020 diperkirakan akan menjadi 20 juta hektare. Hal ini menunjukkan kelapa sawit menjadi satu penopang perekonomian tanah air, untuk itulah kita sama-sama harus menjaga demi kemakmuran suatu bangsa.
Dia mengatakan, kondisi tersebut membuat pihak luar negeri khawatir terhadap tanaman sawit di Indonesia. Karena itu, pihak asing berusaha melumpuhkan industri sawit yang tumbuh subur ini. “"Pihak Negara luar terus melakukan upaya mematikan industri sawit di Indonesia, salah satunya dengan black campaign yang dianggap sebagai mitos. Bahkan, diperparah lagi black campaigntersebut menyebut tanaman sawit sebagai malapetaka. Namun, pada kenyataannya mitos atau pendapat negatif terhadap sawit kita ini tidak benar,” cetusnya.
Erwin menyebutkan, angka konsumsi terhadap minyak pada tahun 2014 mencapai 145,3 juta ton. Dari empat sumber minyak nabati itu, minyak sawit mengalami peningkatan dari 1965 dimulai 16% menjadi 42% pada 2014, sedangkan minyak kedelai dari 65% pada 1965 mengalami penurunan menjadi 32% pada 2014, selanjutnya minyak lainnya seperti minyak rapeseed jumlah konsumsinya sebanyak 16% dan minyak bunga matahari sebanyak 10%.
“Dari jumlah konsumsinya, pasar sawit masih menjanjikan di dunia. Bahkan, masih menjadi peluang yang baik sebagai penopang perekonomian,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan terbentuknya Komunitas Pecinta Sawit semoga dapat memperhatikan industri sawit di tanah air. Karena, Indonesia memiliki potensi sawit sangat besar dengan lahan yang luas. Mudah-mudahan dengan terbentuknya komunitas ini akan lahir pemerhati sawit, sehingga semakin perekonomian Indonesia semakin maju dan berkembang.. (T2)
Mari bersatu memajukan perekonomian bangsa dan NKRI dari sektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit. WE CAN YOU CAN !!!
Konsultasi : 082137868186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar